Arrhythmia Center Bumrungrad International Hospital

Mengenali Arrhythmia

Gejala kardiovaskular (kardio = jantung, vaskular = pembuluh darah) sering salah diartikan oleh orang awam. Gejala yang meliputi pusing, jantung berdebar, berkeringat dingin, dan mungkin disertai oleh sakit dada dan sesak bernafas, sering dianggap sebagai “kecapekan”, “masuk angin” dan masih banyak lagi.

Kebanyakan pasien yang memiliki Arrhythmia tidak sadar bahwa mereka memiliki kondisi tersebut; Arrhythmia biasanya didiagnosa ketika pasien melakukan check-up kesehatan maupun ketika sedang melakukan perawatan penyakit lain. Memiliki sejarah keluarga adanya serangan jantung secara mendadak adalah sebuah faktor resiko Arrhythmia. Beberapa pasien Arrhythmia mungkin mengalami gejala berikut ini:

  • Pusing
  • Nafas terasa pendek
  • Hilang kesadaran
  • Rasa sakit di bagian dada
  • Kepala terasa ringan
  • Jatuh pingsan
  • Jantung berdebar-debar

Apa yang sebenarnya terjadi?

Coba bayangkan Jantung Anda seperti poin A ke B ke C. Untuk mendorong bulatan dari poin A ke C haruslah terjadi kontraksi simultan yang sesuai dengan arah gerakan. Dalam keadaan dimana sistem elektrik Jantung ini bekerja dengan baik, A akan berkontraksi lebih dulu dibandingkan B maupun C, sehingga bulatan akan bergerak maju.

Bulatan disini adalah darah kita, dimana kontraksi Jantung dari poin A ke C akan mendorong darah dari poin A ke C juga. Coba bayangkan jika B berkontraksi independen dan lebih dahulu dibandingkan dengan A, maka akan ada hambatan terhadap alur darah dan terjadi penurunan output dari Jantung itu sendiri.

Intinya, gangguan terhadap sistem elektrikal Jantung ini dapat mengakibatkan terhambatnya alur darah yang keluar dari Jantung itu sendiri, dan kita tahu ini sangat penting karena seluruh sel tubuh kita membutuhkan pasokan darah segar (dengan oksigen) yang keluar dari Jantung.

Selain output dari Jantung itu yang bisa terganggu, ada masalah lain yang juga tidak kalah bahaya nya dari aliran darah yang “terhenti” dikarenakan oleh gangguan sistem elektrik tadi.

Aliran darah yang terhenti dapat menyebabkan penggumpalan-penggumpalan darah, yang jika dibalut dengan sistem pembekuan darah, bisa menciptakan thrombus atau gumpalan solid kecil yang ikut berjalan dalam pembuluh darah. Bisa ditebak apa yang terjadi jika thrombus tadi terus bergerak dan ikut masuk ke pembuluh darah yang lebih kecil. Ya. Terjadi penyumbatan aliran darah. Jika terjadi di Jantung, ini dinamakan serangan jantung, jika terjadi di kepala, ini dinamakan stroke.

Jadi, Arrhythmia ini adalah suatu kondisi yang sangat berbahaya yang harus segera dideteksi sebelum menimbulkan 2 hal yang dapat menjadi fatal tadi: Berkurangnya output Jantung, dan Munculnya thrombus yang dapat menyumbat secara tiba-tiba.

Sekali lagi, masalah terbesar dari arrhythmia adalah sulitnya mendeteksi keadaan ini. Arrhythmia ini disebabkan oleh masalah pada sistem elektrikal jantung yang menyebabkan fungsi pompa jantung terganggu. Ada banyak jenis dari arrhtyhmia dan beberapa diantaranya sangat berbahaya jika dibiarkan.

Diagnosa

Ada berbagai cara untuk mendiagnosa penyakit ini. Penyakit ini biasanya tidak “terasa” oleh pasien dan biasanya ditemukan setelah sudah ada gejala yang mengharuskan pasien dibawa ke Rumah Sakit, seperti hilang kesadaran dan sakit dada hebat, atau dalam kasus yang lebih parah, stroke.

Ada cara invasive (dengan pembedahan), maupun non-invasif (tanpa pembedahan) dalam mendiagnosa penyakit ini. Yang paling umum adalah EKG atau Elektrokardiogram, dimana EKG akan mencatat anomali sistem elektrik Jantung pasien. Permasalahan muncul ketika dibutuhkan untuk mencari sumber anomali tersebut dan EKG tidak dapat menunjuk secara spesifik letak masalah tersebut.

Ada beberapa cara mendiagnosa non-invasif lainnya seperti: Monitor Holter – EKG portabel yang dipakai selama satu sampai dua hari untuk mencatat anomali, Echocardiogram, Stress test dan head-tilt test dan masih banyak lagi dibawah ini.

Laboratorium Elektrofisiologi Jantung – EP Lab

Laboratorium Elektrofisiologi Jantung (EP Lab) di Rumah Sakit Internasional Bumrungrad menyediakan layanan diagnosis dan perawatan Arrhythmia jantung (detak jantung yang tidak beraturan) dan juga abnormalitas dari sistem elektrik jantung.

Dioperasikan oleh tim yang terdiri dari dokter spesialis elektrofisologi jantung berpengalaman, Laboratorium Elektrofisiologi Jantung kami dilengkapi dengan perlengkapan dan juga teknologi medis yang tercanggih saat ini. Untuk mengidentifikasi penyebab dan menangani ketidaknormalan sistem elektrik jantung, kami menggunakan sistem CARTO.

Kemajuan teknologi baru ini mampu memproduksi pencitraan virtual dari abnormalitas yang ada, memungkinkan diagnosis yang akurat, meningkatkan efisiensi perawatan, dan secara konsekuen menghasilkan komplikasi yang lebih kecil bagi pasien.

Studi Elektrofisiologi adalah sebuah prosedur yang memeriksa sinyal dan juga jalur elektrik jantung. Studi ini digunakan untuk menginvestigasi penyebab dan lokasi dari aktivitas elektrik abnormal yang menyebabkan ritme jantung menjadi tidak wajar.

Hasil dari studi elektrofisiologi ini akan ditayangkan dalam bentuk gambar grafis 3-dimensi, memberikan diagnosis yang akurat dan membantu dokter untuk memilih perawatan yang paling sesuai bagi pasien. Setelah menyelesaikan studi diagnostik ini, dokter dapat langsung melaksanakan pengobatan dengan cara mengaplikasikan gelombang frekuensi radio pada waktu yang bersamaan.

CardioInsight:

Cardioinsight adalah metode termutahir yang dimana baru digunakan di 3 center di seluruh dunia (Bumrungrad International Hospital saat ini satu-satunya di asia pasifik), yang dapat memetakan dan menemukan titik spesifik dari masalah elektrik jantung dengan cara non-invasif (tanpa pembedahan).

Bentuknya seperti sebuah rompi dengan puluhan elektroda untuk menangkap abnormalitas dari sistem elektrik jantung ini. Pasien memakai rompi tersebut dalam jangka waktu tertentu dan hasilnya akan dipelajari untuk kemudian ditemukan titik spesifik yang bisa diterapi untuk memastikan kesembuhan dari abnormalitas elektrik jantung tadi.

Metoda Invasif (Kateter)

Adapun cara lain yang juga sangat spesifik adalah dengan pemasangan kateter melalui proses bedah, dimana kateter akan dimasukan hingga bilik jantung untuk melihat progress anomaly elektrik jantung di tempat spesifik. Hasil dari data yang ditangkap kemudian dianalisa untuk kemudian dilakukan perencanaan terapi.

Pengobatan

  • Perubahan gaya hidup
  • Obat-obatan untuk mengontrol detak jantung
  • Alat Pacu Jantung dan CRT:
  • Pacemaker adalah sebuah alat pacu jantung elektronik berukuran kecil yang berfungsi untuk mengatur ritme jantung. Alat pacu jantung tersebut akan dipasang dibawah kulit, dekat dengan tulang leher dengan ujung yang memanjang mulai dari alat tersebut sampai ke jantung. Ujung tersebut memungkinkan alat pacu jantung untuk mengontrol dan menaikkan detak jantung. Alat ini digunakan untuk menangani permasalahan detak jantung yang lambat.
  • Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) berfungsi mirip dengan implantasi alat pacu jantung maupun ICD. Alat resinkronisasi jantung akan diimplankan dibawah kulit untuk menangani permasalahan gagal jantung kronis apabila pengobatan menggunakan obat telah terbukti tidak efektif. Alat yang diimplankan tersebut memungkinkan otot jantung untuk dapat berfungsi secara normal.
  • Kardioversi untuk setting akut menggunakan defibrilator.
  • Implan cardioverter defibrillator. Implan Cardioverter Defibrillator (ICD) memiliki konsep yang mirip dengan alat pacu jantung pacemaker. ICD akan diimplankan dibawah kulit dengan ujung yang memanjang dari alat tersebut sampai ke bagian jantung. Jika alat tersebut mendeteksi ritme jantung yang terlalu lambat, ICD akan segera menstimulasi detak jantung. Apabila jantung berdetak terlalu cepat dan mengancam keselamatan jiwa pasien, ICD akan mengembalikan detak jantung ke ritme yang normal untuk menyelamatkan nyawa pasien.
  • Terapi Ablasi. Ablasi Frekuensi Radio dengan sistem CARTO adalah teknik pengobatan yang menggunakan pemetaan 3-dimensi secara langsung untuk menemukan lokasi dan menghilangkan aktivitas elektrik yang abnormal. Sebuah kateter dan gelombang frekuensi radio digunakan untuk menghancurkan jalur yang menyebabkan ritme abnormal jantung. Teknik ini efektif untuk mengobati banyak jenis dari aktivitas elektrik abnormal jantung atrial tachycardia, atrial fibrillation, ventricular tachycardia dan supraventicular tachycardia.

Arrythmia Center di Bumrungrad International Hospital

Pusat Arrhythmia di Rumah Sakit Bumrungrad, Bangkok, Thailand, dioperasikan oleh dokter-dokter ahli kardiologis berpengalaman yang memiliki spesialisasi dalam menangani detak jantung yang tidak beraturan dan juga elektrofisiologi.

Dipimpin oleh Dr. Koonlawee Nademanee, seorang pelopor dalam bidang Arrhythmia jantung dan juga elektrofisiologi. Tim kami menangani pasien dari Thailand dan juga dari seluruh penjuru dunia dengan berbagai macam prosedur teknologi yang mutakhir termasuk penggunaan obat, implan alat pacu jantung atau defibrillator, studi elektrofisiologi, dan ablasi kateter.

Laboratorium Electrophysiology (EP Lab) yang saat ini dimiliki oleh Bumrungrad memiliki basis yang sama dengan salah satu fasilitas yang paling canggih dan paling sukses di Amerika.

Dr. Koonlawee Nademanee

Dr. Koonlawee menyelesaikan Beasiswa Kardiologi di West Los Angeles VA Medical Center, UCLA, pada tahun 1980. Seorang pelopor di bidang Arrhythmia jantung dan elektrofisiologi, Dr. Koonlawee mengembangkan salah satu dari pendekatan pertama yang sukses dalam ablasi fibrilasi atrial, yang oleh karenanya beliau telah mendapat pengakuan secara internasional.

Beliau juga merupakan salah satu orang pertama yang dapat menjelaskan Sindrom Brugada, sebuah sindrom kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan dan banyak terjadi di Asia Tenggara, beliau juga mengembangkan terapi ablasi untuk pengobatan sindrom tersebut.

id_IDIndonesian
Powered by TranslatePress